Genteng Flat

Salah satu bagian elemen rumah yang penting adalah atap, dengan berkembangnya teknologi informasi dan globalisasi dan terkait juga dengan gaya arsitektur, telah terjadi beberapa percampuran antara konsep asli yang ada di Indonesia dan konsep-konsep asing dari luar negeri, contohnya adalah konsep bangunan minimalis yang memunculkan kesederhanaan bentuk yang memainkan estetika pada tingkat presisi bangunan dan lebih cendrung berbentuk persegi ketimbang lengkung. langsung saja.. kita disini akan membahas salah satu elemen bangunan yaitu penutup atap.., di Indonesia orang-orang lebih familiar dengan genteng sebagai penutup atap maka kami disini akan membahas yang baru-baru ini memang sedang menjadi trend yaitu GENTENG FLAT.
Genteng flat yang beredar di indonesia sebagian berbahan dasar beton yang mana dipakai untuk memunculkan kesan minimalis pada suatu bangunan.
Dibeberapa pabrikan mereka memberikan texture berupa batu dan garis pada permukaanya yg mana tujuanya adalah sebagai galur/ batas pengarah aliran air.


genteng flat atap rumah minimalis




berikut dibawah ini adalah beberapa hal yang harus diketahui seseorang dalam mengaplikasikan jenis genteng ini :

  1. Sudut minimal atap adalah 30 derajat untuk panjang miring lebih kecil dari 7 m sedangkan untuk yang lebih besar dari itu sebaiknya 35 derajat atau lebih, karena air yang melewati texture berupa garis/ batu tadi pasti akan tumpah apabila kurang dari syarat-syarat diatas sehingga menyebabkan air masuk kedalam bangunan.
  2. Jarak reng harus minimal sama dengan spesifikasi pabrik, bahkan kalau boleh kami menyarankan perkecil lagi 1 cm..pasti hasilnya lebih baik.
  3. Berikan finishing berupa cat genteng yang memiliki jenis emulsi yang baik pad finishing akhirnya.

Rangka atap baja ringan

Rangka atap baja ringan yang sekarang ini banyak digunakan adalah disebabkan karena langka dan cukup mahalnya bahan kayu, sehingga para arsitek dan konstruktor mencari alternatif bahan lain.dalam aplikasi ini batang atau elemen struktur merupakan rangkain space frame (rangka ruang 3 dimensi) yang disatukan dalam satu sistem struktur.
Bahan dasar dari jenis ini adalah Baja Hight-Tensile dengan Minimum Yield Strength 5500 kg/cm2 dan biasanya dilapisi bahan anti karat seperti galvalum dsb.
Pada bebrapa kasus terdengar kabar bahwa bangunan yang menggunakan rangka baja ringan atapnya roboh secara keilmuan kejadian tersebut adalah karena beberapa hal, antara lain :

  • Pada saat terjadi gempa yogyakarta sebagian atap yang roboh adalah karena space frame (rangka) belum terikat secara pebuh sehingga terjadi efek domino yang menyebabkan keruntuhan rangka tersebut.
  • Bahan lokal terjadi pemalsuan sehingga kuat tarik baja tidak sesuai dengan perhitungan konstruktornya, hal ini banyak terjadi pada perusahaan rumahan yang hanya membeli bahan pada toko-toko yang menjual bahan untuk rangka atap baja ringan
  • Keteledoran dalam aplikasi sambungan, sehingga pada saat terjadi beban yang cukup besar titik buhul sambungan rusak, dan menyebabkan kerusakan menyeluruh pada struktur.

Untuk anda yang awam terhadap ilmu struktur bangunan kami hanya dapat menyarankan beberapa hal berikut:

  1. Carilah Perusahaan rangka atap yang sudah memiliki reputasi cukup baik dan memiliki garansi struktur sesuai peraturan di Indonesia yaitu minimal 10 Tahun.
  2. Perhatikan pada pemasangan kuda-kuda rangka atap sebaiknya untuk bentang diatas 7m sebaiknya tidak lebih dari 1m 
  3. Perhatikan alat sambung yang digunakan , apabila menggunakan baut sebaiknya pada setiap titik buhul (pertemuan) sekecil apapun fungsinya..jumlah baut minimal adalah 3 buah
  4. Batang pengaku antar kuda-kuda sebaiknya tidak terputus dan dipasang saling silang
  5. Pada lokasi/ titik tumpuan pemberian plat tumpuan adalah satu keharusan    

Ukuran Pondasi Minimal

Dalam membangun sebuah rumah pondasi adalah merupakan hal paling mendasar dalam pelaksanaanya, dimana sebenarnya pondasi lah yang nantinya akan memberikan dukungan terhadap berat bangunan yang berada diatasnya. Sebenarnya ada berbagai macam jenis pondasi yang digunakan dan diaplikasikan kepada berbagai jenis kebutuhan pembebanan bangunan.
Untuk membatasi bahasan kita agar tidak terlalu luas maka kami hanya akan memberikan penjelasan sedikit tentang standarisasi pondasi minimal untuk bangunan rumah satu  lantai sesuai tujuan dari blog ini yaitu untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar dapat membangun rumah dengan baik dan benar.
Pondasi untuk bangunan satu lantai dengan fungsi sebagai rumah tinggal biasanya menggunakan pondasi dari bahan pasangan batu kali menerus atau secara ilmiah disebut Pondasi Stall.
berikut dibawah ini adalah standar minimal dari ukuran pondasi yang mencukupi untuk bangunan rumah tahan gempa :

  1. Menggunakan perekat atau speci minimal dengan campuran 1Pc: 3Kp: 10Ps
  2. Tertanam minimal sedalam 50 cm diatas permukaan tanah asli (syarat : berada di jenis tanah lempung berpasir), sedangkan untuk jenis tanah gambut atau tidak memiliki daya dukung yang baik sebaiknya anda berkonsultasi kepada seorang ahli untuk menentukan kedalamanya.
  3. Lebar dasar  pondasi minimal 60cm, dan sebaiknya diberi lapisan alas berupa pasir setebal 5 cm untuk memberikan kemampuan bergerak jika terjadi gempa atau gaya-gaya berarah lateral.
  4. Bagian atas pondasi yang nantinya akan dijadikan sebagai dudukan atau tempat peletakan sloof (balok bawah) minimal memiliki lebar 25 cm dengan arah muka batu rata pada bagian atas.
  5. Terkait dengan akan dipasangnya sloof pada bagian atas pondasi ada baiknya anda memberi angkur dari bahan besi beton dia.10mm sepanjang 10 cm pada beberapa titik, hal ini nanti akan membantu memberikan rigiditas/ kesatuan struktur yang baik pada bangunan anda